Wednesday, April 30, 2014

MAKALAH ANALISIS ENRON BERDASARKAN KERANGKA COSO-ERM

BAB I
PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang
Enron adalah sebuah perusahaan energi Amerika yang berbasis di Houston, Texas, Amerika Serikat. Perusahaan ini didirikan pada 1930 sebagai Northern Natural Gas Company, sebuah konsorsium dari Northern American Power and Light Company, Lone Star Gas Company, dan United Lights and Railways Corporation. Pada tahun 2001, Enron mempekerjakan sekitar 21.000 orang pegawai dan merupakan salah satu perusahaan terkemuka di dunia dalam bidang listrik, gas alam, bubur kertas dan kertas, serta komunikasi. Enron mengaku bahwa penghasilannya pada tahun 2000 berjumlah $101 gMilyar dollar Amerika.Dan akhirnya, Fortune menamakan Enron "Perusahaan Amerika yang Paling Inovatif" selama enam tahun berturut-turut.
Sukses Enron bertambah lengkap yang dimana awal mula berdirinya Enron yang hanya dibangun oleh anak petani miskin bernama Kenneth Lay, yang pada awal mulanya hanyalah perusahaan kampungan, menjadi monopolis gas alam dan listrik dalam waktu kurang dari dua puluh tahun. ENRON adalah layaknya PLN, PDAM, Percetakan Negara, PERTAMINA dan Telkom yang menjadi satu. Kalau di Indonesia lembaga-lembaga itu milik negara, lain halnya dengan Enron, murni bisnis. ENRON dikendalikan secara professional oleh manusia-manusia cerdas di bumi ini yaitu lulusan-lulusan universitas ternama dari seluruh penjuru dunia
Kasus Enron adalah salah satu dari kejahatan kerah putih melalui rekayasa pembukuan. Manipulasi keuntungan yang dilakukan karena adanya keinginan perusahaan agar saham tetap diminati investor. kasus memalukan ini konon ikut melibatkan orang dalam gedung putih, termasuk wakil presiden Amerika Serikat. Selain itu, skandal tersebut menyebabkan dibubarkannya perusahaan Arthur Andersen.

1.2  Pertanyaan
§  Apa penyebab utama kegagalan Enron?
§  Siapa pihak yang paling bertanggung jawab dalam kegagalan Enron?
§  Langkah apa yang sebaiknya dilakukan agar kasus seperti Enron tidak terjadi lagi?








BAB II
LANDASAN TEORI

Dalam rangka menanggapi kebutuhan dasar pedoman perusahaan, untuk membantu entitas merancang dan mengimplementasikan pendekatan efektif perusahaan pada manajemen risiko, COSO (Committee of Sponsoring Organization) mengeluarkan “Enterprise Risk Management – Integrated Framework”. Framework ini mendefinisikan esensi komponen dari ERM, membahas prinsip-prinsip dan konsep-konsep ERM, dan menjelaskan ERM secara general dan menyediakan pengarahan dan pedoman yang jelas tentang ERM. Pedoman ini menjelaskan pendekatan perusahaan secara luas akan risk management serta konsep-konsep seperti: risk apetite, risk tolerance, portofolio view. Framework ini sekarang mulai digunakan oleh organisasi-organisasi di seluruh dunia untuk merancang dan mengimplementasikan proses ERM yang efektif.

Tentang Enron
Enron adalah sebuah perusahaan energi Amerika yang berbasis di Houston, Texas, Amerika Serikat. Perusahaan ini didirikan pada 1930 sebagai Northern Natural Gas Company, sebuah konsorsium dari Northern American Power and Light Company, Lone Star Gas Company, dan United Lights and Railways Corporation. Pada tahun 2001, Enron mempekerjakan sekitar 21.000 orang pegawai dan merupakan salah satu perusahaan terkemuka di dunia dalam bidang listrik, gas alam, bubur kertas dan kertas, serta komunikasi. Enron mengaku bahwa penghasilannya pada tahun 2000 berjumlah $101 Milyar dollar Amerika.Dan akhirnya, Fortune menamakan Enron "Perusahaan Amerika yang Paling Inovatif" selama enam tahun berturut-turut.
Sukses Enron bertambah lengkap yang dimana awal mula berdirinya Enron yang hanya dibangun oleh anak petani miskin bernama Kenneth Lay, yang pada awal mulanya hanyalah perusahaan kampungan, menjadi monopolis gas alam dan listrik dalam waktu kurang dari dua puluh tahun. ENRON adalah layaknya PLN, PDAM, Percetakan Negara, PERTAMINA dan Telkom yang menjadi satu. Kalau di Indonesia lembaga-lembaga itu milik negara, lain halnya dengan Enron, murni bisnis. ENRON dikendalikan secara professional oleh manusia-manusia cerdas di bumi ini yaitu lulusan-lulusan universitas ternama dari seluruh penjuru dunia
Kasus Enron adalah salah satu dari kejahatan kerah putih melalui rekayasa pembukuan. Manipulasi keuntungan yang dilakukan karena adanya keinginan perusahaan agar saham tetap diminati investor. kasus memalukan ini konon ikut melibatkan orang dalam gedung putih, termasuk wakil presiden Amerika Serikat. Selain itu, skandal tersebut menyebabkan dibubarkannya perusahaan Arthur Andersen.
September 2001, pemerintah Amerika Serikat mulai mencium adanya ketidakberesan dalam laporan pembukuan Enron. Satu bulan kemudian, Enron mengumumkan kerugian sebesar $600 juta dolar dan nilai aset Enron menyusut hingga 1,2 triliun dolar AS. Akibat laporan ini, nilai saham Enron mulai anjlok dari $90 menjadi hanya 26 sen.  2 Desember 2001, Enron mengumumkan bahwa perusahaan harus gulung tingkar. Pihak-pihak  yang bertanggung jawab pada kasus Enron:
1.  KAP Arthur-Andersen
“Think Straight, Talk Straight”, motto yang membuat perusahaan-perusahaan besar sangat mempercayai KAP ini. Namun, Arthur Andersen yang memiliki reputasi tinggi dalam profesi Akuntansi tidak dapat memegang motto tersebut dengan bijak. Akhirnya, menyembunyikan kerugian dan kewajiban yang timbul, sehingga keuntungan dapat menggelembung besar serta mengangkat harga saham Enron. Disisi lain, bukan keuntungan yang didapat oleh Enron melainkan kerugian yang menenggelamkan Enron untuk selamanya. Ini dilakukan karena mereka takut kehilangan klien sebesar Enron.
2. Pemerintah
Enron diduga menjadi penyalur keuangan terbesar bagi kandidat-kandidat kongres, Gubernur, bahkan Presiden Amerika terutama dari Partai Republik. Untuk timbal balik jasa tersebut, Enron diduga melobi pemerintah terutama dalam perumusan kebijakan Energi. Malangnya, ketika krisis melanda Enron tak satupun koneksi mereka di Capitol Hill maupun maupun gedung putih menyelamatkan mereka.
3. Konsultan hukum
Konsultan hukum Enron, Vinson & Elkins bertanggungjawab untuk menyediakan opini hukum atas strategi, struktur, dan legalitas umum atas semua yang dilakukan oleh Enron.
4. Regulator
Sebagai perusahaan yang melakukan perdagangan di pasar energi, diawasi oleh Federal Energy Regulatory Commission (FERC), namun FERC tidak melakukan pengawasan secara detail. Hal ini dikarenakan Enron melakukan aktivitasperdagangan listrik tidak di satu negara, melainkan antar negara.
5. Pasar ekuitas
Sebagai perusahaan publik, Enron diharuskan mengikuti peraturan dari SEC (Securities and Exchange Commision). Namun, dalam pengawasannya, tidak melakukan investigasi secara detail dalam konfirmasi ulang terhadap Enron. SEC hanya mengandalkan pada testimoni yang dibuat oleh lembaga lain seperti auditor perusahaan (Arthur Andersen).
6. Pasar hutang
Seperti perusahaan lainnya, Enron membutuhkan sebuah nilai rating. Sehingga membayar Standard & Poors serta Moody’s untuk memberikan nilai rating yang baik. Rating ini sangat dibutuhkan dalam sekuritas hutang perusahaan yang diterbitkan dan diperdagangkan di pasar. Yang menjadi masalah ketika perusahaan rating tersebut hanya melakukan analisis sebatas pada data yang yang berisi operasional dan aktivitas keuangan Enron. Banyak perdebatan pada perusahaan rating , apakah harus memeriksa total hutang perusahaan atau tidak. Khususnya yang berkaitan dengan SPEs.
Berakhirnya Enron meninggalkan kerugian milyaran dolar bagi investor, dipecatnya 5000 karyawan Enron dan uang pensiun yang terus menurun hingga hampir sama sekali tidak bernilai karena dalam bentuk saham. Sertifikat saham mereka tak lagi punya nilai-mungkin hanya layak dipajang dalam pigura untuk mengenang salah satu skandal keuangan terbesar di awal abad itu.



Pengertian ERM
Menurut Comittee of Sponsoring Organizations (COSO) dalam Reding dkk ( 2009:4 – 1), Enterprise Risk Management (ERM) adalah:
“Suatu rangkaian proses yang berpengaruh pada sebuah entitas, jajaran direksi, pihak manajemen, dan personel lain yang diaplikasikan pada penetapan strategi perusahaan yang dibuat untuk mengidentifikasi kejadian yang potensial dan dapat berpengaruh pada entitas, mengelola risiko yang dapat diterima, dan memberikan jaminan keamanan yang beralasan dalam rangka mencapai tujuan perusahaan”
Menurut Casualty Actuarial Society (2003) ERM adalah sebagai proses atau disiplin dengan organisasi-organisasi di semua industri menaksir, mengendalikan, mengeksploitasi, membiayai dan mengawasi risiko dari semua sumbernya dengan tujuan untuk meningkatkan nilai perusahaan baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang.
Dari beberapa definisi ERM menurut para pakar dapat disimpulkan bahwa ERM merupakan aplikasi manajemen yang secara khusus membahas strategi untuk mengatasi aktivitas yang menimbulkan risiko demi mencapai tujuan organisasi

Komponen-komponen COSO ERM
ERM versi COSO terdapat 8 komponen yang saling terkait dan diperlukan untuk mencapai tujuan-tujuan perusahaan, baik tujuan strategis, operasional, pelaporan, dan peraturan-peraturan lainnya. Berikut kedelapan komponen COSO ERM:
1.      Internal Environment (Lingkungan Internal) – Lingkungan internal sangat menentukan tipe dari organisasi dan memberi dasar dalam memandang risiko dari masin-masing individu dalam organisasi.
2.      Objective Setting (Penentuan Tujuan) – Perusahaan harus memiliki tujuan terlebih dahulu sebelum para manajer bisa mengidentifikasi kejadian-kejadian yang berpotensi menggangu pencapaian tujuan tersebut. ERM memastikan bahwa manajemen memiliki sebuah proses dalam menetapkan tujuan dan tujuan yang sudah dipilih mengandung misi perusahaan dan berjalan konsisten dengan risk appetite-nya.
3.      Event Identification (Identifikasi Kejadian) – Kejadian internal dan eksternal yang mempengaruhi pencapaian tujuan perusahaan harus diidentifikasi, dan membedakan mana yang risiko dan mana yang peluang. Peluang terjadi sesuai dengan tujuan perusahaan.
4.      Risk Assessment (Penilaian Risiko) – Risiko dianalisis dengan memperhitungkan kemungkinan (likelihood) dan dampaknya (Impact), sebagai dasar bagaimana pengelolaan terhadap risiko yang bersangkutan
5.      Risk Response (Menanggapi Risiko) – Manajemen akan memilih apakah risiko akan diterima, ditolak, dikurangi, atau dialihkan. Dan mengembangkan kegiatan agar sesuai dengan toleransi risiko (risk tolerance) dan risk appetite.
6.      Control Activities (Kegiatan Pengendalian) – Berisi tentang kebijakan dan prosedur yang akan diimplementasikan agar risk response berjalan dengan efektif
7.      Information and Communication (Informasi dan Komunikasi) – Informasi yang relevan dengan organisasi diidentifikasi, disimpulkan, dan diinformasikan dalam bentuk dan waktu yang memungkinkan setiap orang mampu menjalankan tanggung jawabnya
8.      Monitoring (Pengawasan) – keseluruhan proses ERM harus diawasi dan apabila dibutuhkan bisa dimodifikasi. Pengawasan dapat dilakukan dengan mengawasi kegiatan manajemen secara terus menerus, melakukan evaluasi khusus, atau dengan keduanya.
Objektif dapat dilihat dari 4 kategori:
-          Strategic – High-level goals, selaras dan menunjang misinya
-          Operating – Efektivitas dan Efisiensi penggunaan sumber daya
-          Reporting – laporan yang dapat dipercaya
-          Compliance – penyesuaian dengan peraturan dan hukum yang berlaku


Fraud Triangle
Menurut Donald Cressey (1950) ada tiga faktor utama penyebab adanya kecurangan, yaitu:
-          Pressure (Tekanan), biasanya karena ada dorongan yang mengharuskan baik dari pihak eksternal maupun internal
-          Rationalization (Rasionalisasi), biasanya terjadi karena ketidakpuasan akan sesuatu dan menganggap dirinya seharusnya mendapatkan hasil yang lebih
-          Opportunity (Kesempatan), biasanya dikarenakan adanya internal control yang lemah ataupun kecerdasan individu dalam menciptakan kesempatan

























BAB III
PEMBAHASAN MASALAH

            Pembahasan masalah dalam makalah ini akan disajikan berdasarkan komponen COSO-ERM yang terdiri dari 8 komponen utamanya, yaitu :
1.      Internal Environment (Lingkungan Internal)
2.      Objective Setting (Penetapan Tujuan)
3.      Event Identification (Identifikasi Kejadian)
4.      Risk Assessment (Penilaian Resiko)
5.      Risk Response (Respon Terhadap Resiko)
6.      Control Activities ( Kontrol terhadap Aktivitas)
7.      Information and Communication (Informasi dan Komunikasi)
8.      Monitoring (Pengamatan)

3.1 Internal Environment (Lingkungan Internal)
            Internal Environment yang ada di dalam perusahaan Enron ini akan dijelaskan berdasarkan sub-sub komponen yang terdapat dalam Internal Environmentnya itu sendiri.
3.1.1 Risk Management Phylosophy
Risk Management Phylosophy merupakan kepercayaan dan tingkah laku mengenai resiko yang diambil dalam melakukan bisnisnya, biasanya Risk Management Phylosophy ini didokumentasikan dalam sebuah kebijakan atau komite, namun biasanya hal ini bersifat lebih informal. Risk Management Phylosophy yang ditanamkan oleh perusahaan Enron adalah “Good deal vs. bad deal? Didn’t matter. If it had a positive net present value (NPV) it could get done. Sometimes positive NPV didn’t even matter in the name of strategic significance.” Sedangkan komite yang bertanggung jawab terhadap Risk Management Phylosophy Enron dapat ditampilkan sebagai berikut :
3.1.2 Risk Appetite
            Risk Appetite di dalam perusahaan Enron sangatlah tinggi, hal ini dikarenakan mindset yang diterapkan di dalam Enron cenderung membuat seluruh elemen SDM yang dimilikanya menjadi seorang risk taker, hal ini dibuktikan di dalam Catatan Enron, dimana mereka menetapkan risk appetite­nya sebesar 2 miliar dollar (US$ 2B) pada tahun 2001.
3.1.3 Board of Directors
     BoD Enron dapat ditampilakan dalam gambar sebagai berikut :

3.1.4 Integrity and Ethical Value
     Enron memiliki nilai-nilai dan integritas yang ditanamkan di dalam perusahaannya diantaranya yaitu :
§  Komunikasi
§  Respek
§  Integritas, dan
§  Keunggulan

3.1.5 Commitment to Competence
     Terdapat beberapa benefit yang bisa didapatkan oleh pegawai di Enron, dimana salah satu diantaranya adalah setiap pegawai mendapatkan persentase saham tertentu sebagai bentuk kompensasi pengabdiannya (Employee Stock Option Plan) , selain terdapat Enron Retirement Plan

3.1.6 Organizational Structure
            Struktur organisasi Enron terdiri dari Chairman, CEO, COO, CFO, dan Vice Chairman.

3.1.7 Assignment on Authority and Responsibility
     Otoritas yang dipegang oleh Manajemen pada tingkatan Eksekutif Enron adalah absolut dimana tidak ada pendelegasian yang merata, semuanya hampir dilakukan oleh manejemen tingkat eksekutifnya serta beberapa manajernya yang dapat “dipercaya”,dalam melakukan berbagai operasi yang strategis, selain itu para karyawan terkadang tidak dilibatkan pada beberapa transaksi.

3.2 Objective Setting (Penetapan Tujuan)
            Tujuan Enron pada awalnya hanya ingin menjadi perusahaan terbesar di Amerika, kemudian tujuan tersebut diperluas lagi menjadi perusahaan terbesar di dunia.
 
3.3 Event Identification (Identifikasi Kejadian)
§  Manipulasi pendapatan yang didapat selama tahun berjalan.
§  Menghapus data tersimpan yang berisi perdagangan harian.
§  Memainkan sumber daya listrik yang tersedia di negara bagian California.
§  Memberikan insentif pada anggota eksekutif bukan berdasarkan pada realisasi performa hanya sebatas pada forecastingnya saja.

3.4 Risk Assessment (Penilaian Resiko)
Event
Impact Scale
Likelihood
Vulnerability
Velocity
Manipulasi pendapatan yang didapat selama tahun berjalan
5
5
5
5
Menghapus data tersimpan yang berisi perdagangan harian.

3
4
3
4
Memainkan sumber daya listrik yang tersedia di negara bagian California.
5
5
5
5
Memberikan insentif pada anggota eksekutif bukan berdasarkan pada realisasi performa hanya sebatas pada forecastingnya saja
5
5
5
5

3.5 Risk Response (Respon Terhadap Resiko)
Event
Avoidance
Reduction
Sharing
Acceptance
Manipulasi pendapatan yang didapat selama tahun berjalan

ü   


Menghapus data tersimpan yang berisi perdagangan harian.


ü   


Memainkan sumber daya listrik yang tersedia di negara bagian California.
ü   



Memberikan insentif pada anggota eksekutif bukan berdasarkan pada realisasi performa hanya sebatas pada forecastingnya saja
ü   




3.6 Control Activities (Kontrol terhadap Aktivitas)
3.6.1 Preventive Control
            Langkah preventif yang dapat dilakukan diantaranya adalah setiap kegiatan yang dilakukan  atau kejadian dilakukan harus melalui proses autentifikasi dan verifikasi. Selain itu adanya backup data serta protokol yang jelas untuk melakukan akses data. Selain itu bonus juga bisa ditahan sampai tujuan yang dicanangkan angka yang terdapat di dalam anggaran harus sesuai dengan realisasi.
3.6.2 Detective Control
            Membuat suatu sistem yang akan menolak setiap transaksi yang tidak terauntefikasi dan terverifikasi.
3.6.3 Recovery Control
            Menempuh jalur hukum kepada oknum-oknum yang terlibat / yang bertanggung jawab.

3.7 Information and Communication (Informasi dan Komunikasi)
         3.7.1 Available
            Setiap informasi dan komunikasi yang bersifat umum tersedia untuk setiap pihak yang berkepentingan.
         3.7.2 Accesible
             Terdapat pembatasan akses data yang disesuaikan dengan role yang berada di dalam lingkup eksternal dan internal Enron.
           
3.8 Monitoring (Pengamatan)
     Setiap laporan keuangannya diperiksa oleh auditor yang independen sesuai dengan ketentuan SOX


No comments:

Post a Comment